Selasa, 22 Oktober 2013

PILIHAN KATA DAN DIKSI

KETERANGAN :
 
#Kutipan kata-kata atau kalimat Vicky Prasetyo yang tidak sesuai dengan EYD digarisbawahi dan bercetak miring.  
 "Di usiaku ini, twenty nine my age, aku masih merindukan apresiasi karena basically, aku senang music. Walaupun kontroversi hati aku lebih menyudutkan kepada konspirasi kemakmuran yang kita pilih ya."

"Kita belajar, apa ya, harmonisisasi dari hal terkecil sampai terbesar. Aku pikir,kita enggak boleh ego terhadap satu kepentingan dan kudeta apa yang kita menjadi keinginan."

"Dengan adanya hubungan ini,"bukan mempertakut, bukan mempersuram statusisasi kemakmuran keluarga dia, tapi menjadi confident."

"Tapi, kita harus bisa mensiasati kecerdasan itu untuk labil ekonomi kita tetap lebih baik dan aku sangat bangga..." kata Vicky lagi.

Seusai memberikan keterangan itu, Zaskia berkata mesra kepada Vicky, "Dibeliin rumah ya Pap ya, aku dibeliin rumah ya sayang ya..."

"Nantilah, kita komunikasikan lagi,"

#Kutipan kata-kata atau kalimat Vicky Prasetyo yang sesuai dengan EYD atau yang sudah diperbaiki.
“Diusia saya yang ke-29 tahun, saya masih ingin berapresiasi karena pada dasarnya saya menyukai musik. Hati saya menjadi dilema akhirnya saya harus memilih mencari penghasilan yang lain supaya hidup makmur.”

"Atas keputusan itu saya belajar dari hal terkecil sampai terbesar. Saya pikir, kita tidak boleh egois terhadap satu kepentingan dan tidak memaksakan apa yang menjadi keinginan kita.”

"Dengan adanya hubungan antara saya dan Zaskia, tak sepatutnya keluarga Zaskia khawatir akan kehilangan pekerjaan Zaskia. Keluarganya harus tetap percaya diri.”

"Keadaan ekonomi keluarganya akan tetap lebih baik. Saya sangat bangga, Zaskia bisa menjadi tulang punggung keluarga."

Seusai memberikan keterangan itu, Zaskia berkata mesra kepada Vicky, "Dibeliin rumah ya Pap ya, aku dibeliin rumah ya sayang..."


“Nantilah, kita komunikasikan lagi."

Senin, 21 Oktober 2013

Membuat Garis dengan Media openGL

Sejarah OpenGL

Tahun 1980-an, mengembangkan perangkat lunak yang dapat berfungsi dengan berbagai hardware grafis adalah tantangan nyata. Pengembang perangkat lunak antarmuka dan kebiasaan menulis driver untuk setiap perangkat keras. Ini mahal dan mengakibatkan banyak duplikasi usaha.
Pada awal 1990-an, Silicon Graphics (SGI) adalah seorang pemimpin dalam grafis 3D untuk workstation. Mereka IRIS GL API dianggap keadaan seni dan menjadi standar industri de facto, membayangi terbuka berbasis standar PHIGS. Ini karena GL IRIS dianggap lebih mudah digunakan, dan karena itu mendukung modus langsung rendering. By contrast, Sebaliknya, PHIGS dianggap sulit untuk digunakan dan ketinggalan zaman dalam hal fungsionalitas.


SGI’s pesaing (termasuk Sun Microsystems, Hewlett-Packard dan IBM) juga dapat membawa ke pasar 3D hardware, didukung oleh ekstensi yang dibuat pada PHIGS standar. Hal ini pada gilirannya menyebabkan pangsa pasar SGI untuk melemahkan karena lebih banyak hardware grafis 3D pemasok memasuki pasar. Dalam upaya untuk mempengaruhi pasar, SGI memutuskan untuk mengubah IrisGL API menjadi standar terbuka. SGI menganggap bahwa IrisGL API itu sendiri tidak cocok untuk membuka karena masalah lisensi dan paten. Juga, IrisGL memiliki fungsi-fungsi API yang tidak relevan dengan grafis 3D. Sebagai contoh, termasuk windowing, keyboard dan mouse API, sebagian karena dikembangkan sebelum Sistem X Window dan Sun’s NEWS sistem dikembangkan. Selain itu, SGI memiliki sejumlah besar pelanggan perangkat lunak; dengan mengubah ke OpenGL API mereka berencana untuk mempertahankan pelanggan mereka terkunci ke SGI (dan IBM) hardware untuk beberapa tahun sementara pasar dukungan untuk OpenGL matang. Sementara itu, SGI akan terus berusaha untuk mempertahankan pelanggan mereka terikat pada hardware SGI dengan mengembangkan maju dan kepemilikan Iris Inventor dan Iris Performer pemrograman API.
Akibatnya, SGI merilis standar OpenGL.

OpenGL adalah suatu library grafis standart yang digunakan untuk keperluan-keperluan pemrograman grafis. Sebenarnya ada banyak library pemrograman grafis disini selain openGL, misalnya DirectX.

Architecture dari OpenGL ada dua:
- OpenGL sebagai media
- OpenGL sebagai mesin aliran data.


Library dasar dari openGL adalah GLUT. GLUT disini ialah fasilitas library yang dapat dikembangkan.
Untuk sistem operasi Windows, library ini terdiri dari 3 file, yaitu :
- glut.h
- glut32.lib
- glut32.dll


Untuk melihat cara membuat Garis menggunakan OpenGL Klik disini


Nama : Yudistira
Kelas : 3KA31
NPM : 17111629

Jumat, 11 Oktober 2013

EYD & TANDA BACA

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Ada beberapa tanda baca yang terdapat pada EYD yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Tanda baca yang terdapat dalam EYD :

1. Tanda Titik
- Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.

Misalnya:

Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltervreden: Balai Pustaka.

2. Tanda Koma (,)
- Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.

Misalnya:

Saya membeli kertas, pena, dan tinta.

3. Tanda Titik Dua (:)
- Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.

Misalnya:

Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.

4. Tanda Hubung (-)
- Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.

Misalnya:

Di samping cara-cara lama itu ada ju-

ga cara yang baru.

5. Tanda Pisah (–)
- Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.

Misalnya:

Kemerdekaan bangsa itu–saya yakin akan tercapai–diperjuangkan oleh bangas itu sendiri.

6. Tanda Tanya (?)
- Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.

Misalnya:

Kapan ia berangkat?

7. Tanda Seru (!)
- Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.

Misalnya:

Alangkah seramnya peristiwa itu!

8. Tanda Kurung ((…))
- Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.

Misalnya:

Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.

9. Tanda Petik (“…”)
- Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.

Misalnya:

Bacalah ”Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.

10. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
- Tanda penyingkat atau apostrof menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.

Misalnya:

Ali ’kan kusurati. (‘kan = akan)


CONTOH BERITA YANG TIDAK BAKU

Penyaluran bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) sebagai bentuk kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), ternyata banyak nya­sar. Tidak jelasnya kriteria baku penerima bantuan ini, menjadi pemicu BLSM tak tepat sasaran. 

Terhitung sam­pai tanggal 16 Juli 2013, se­kitar 47.074 Kar­tu Perlin­dungan So­sial (KPS) sebagai per­syaratan utama menerima BLSM telah dikem­balikan. Jumlah tersebut diper­kirakan masih mungkin terus bertam­bah hingga seluruh KPS dibagi­kan. Seluruh KPS terse­but nantinya akan diganti de­ngan nama-nama penerima baru, berhak menerima BLSM dan bantuan lainnya.

“Tidak ada kri­teria baku me­mang,” ujar Sri Ku­su­mas­tuti Rahayu, Ketua Pokja Pengendali Klaster I Program Bantuan Sosial TNP2K (Tim Nasional Percepatan Pe­nanggulangan Kemiskinan) di Jakarta, kemarin (18/7).

Sebab, lanjutnya, kriteria tersebut akan disesuaikan untuk tiap masing-masing rumah tang­ga dan tiap daerah. Sehingga, antara setiap daerah satu dengan lain memiliki kriteria warga miskin berbeda-beda. Ia mem­beri contoh, misalnya wilayah DKI dan sekitarnya. Memilliki handphone atau sepeda motor tidak akan bisa dijadikan patokan menentukan seseorang miskin atau kaya. Pasalnya, nyaris semua warga memiliki dua barang ter­sebut. Beda halnya dibandingkan dengan daerah terpencil lainnya.

“Oleh sebab itu, tidak jarang memang ada penemuan pene­rima bantuan memiliki hand­phone dan lainnya. Menurut survei, setidaknya 7 dari 10 warga DKI memiliki hand­pho­ne,” jelasnya.

Ia menilai, kriteria baku tidak akan dapat digunakan maksimal dalam pendataan tersebut. Harus ada pem­ban­ding antara rumah tangga satu dengan lainnya. Misalnya, jum­lah anak, pekerjaan pasangan suami istri, status dari kepala rumah tangga, dan sebagainya. Sayangnya, hal tersebut justru menimbulkan dugaan adanya ketidaktepatan pendataan, se­hingga banyak BLSM nyasar.

Kenyataannya, tambahnya, di lapangan banyak ditemukan ketidaktepatan sasaran-sasaran tersebut. Baik kondisi penerima, maupun alamat dituju untuk pengiriman KPS. Banyak warga dianggap mampu, namun justru menerima bantuan.

Sri menyatakan, hal tersebut sangat mungkin terjadi. Kesa­lahan pendataan tidak dapat dihilangkan. Terlebih, data yang digunakan tahun 2011. Sehing­ga, sangat mungkin terjadi peru­bahan-perubahan terhadap kon­disi di masyarakat. “Kalau me­mang ada tidak berhak tapi menerima (BLSM), itu pasti ada. Paling hanya 6 persen, tidak lebih. Dan saat ini sudah kita perbaiki, jadi saat ini tidak separah itu,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, Badan Pu­sat Statistik (BPS) telah mela­kukan pendataan terkait jumlah warga miskin di Indonesia. Sekitar 50 persen data telah dikumpulkan melalui survei bekerja sama dengan desa ter­kait. Kemudian, di­lakukan pe­ngurutan oleh TNP2K selanjut­nya diambil 40 persen dari nomor urut paling bawah (paling miskin) untuk didata kem­bali.

Ditalangi APBD

Di sisi lain, pemerintah mem­buka banyak jalan mengatasi persoalan pendistribusian BLSM. Pemda diminta menggunakan dana talangan dari APBD guna menutupi kekurangan anggaran bantuan.

Mendagri Gamawan Fauzi mengatakan, pihaknya sudah mengeluarkan dua aturan ber­ben­tuk Instruksi Mendagri No­mor 541/3150/SJ Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Pembagian Kartu Perlindungan Sosial, dan Penanganan Pengaduan Ma­syarakat dan Surat Edaran (SE) Mendagri Nomor 541/3674/SJ tanggal 15 Juli 2013, perihal Bantuan untuk Keluarga Miskin di Luar Daftar BLSM Pusat.

“Sudah kita buat aturannya kemarin. Cara penggunaan dana di luar BLSM pusat itu, daerah boleh menganggarkannya dan menambah jika daerah me­nganggap ada harus ditambah,” ung­kapnya usai membuka Ra­pat Kerja V Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) di Jakarta, kemarin.

Dalam kondisi daerah ter­tentu ada warganya layak mene­rima BLSM namun tidak terhi­tung sebelumnya, dalam SE Mendagri itu boleh diper­guna­kan. Ini untuk menghindari pemilihan jalan pintas dengan cara memotong nominal BLSM, dan potongannya dialokasikan kepada pihak lain juga berhak menerima bantuan tunai ter­sebut. “Kalau ada di luar paket sekitar 15,5 juta kepala keluarga RTS (rumah tangga sasaran) penerima BLSM itu, kita harap­kan partisipasi provinsi, kabu­paten, dan kota,” tegasnya.

Dalam aturan Kemendagri, dana talangan untuk BLSM boleh diambil dari APBD. Jika belum tertampung, bisa dila­kukan me­lalui APBD Peruba­han. Jika tidak memungkinkan juga, bisa me­lalui peluncuran peraturan gu­bernur. “Dibuat saja dulu nanti dipertang­gungja­wab­kan di ak­hir,” ujarnya  (jpnn)



Daftar Pustaka :
Padang Ekspres • Jumat, 19/07/2013

Jumat, 04 Oktober 2013

RAGAM BAHASA(Sistem Informasi)

Berbahasa yang baik dan benar dalam Sistem Informasi

         Dalam Sistem informasi sangat penting karena sistem informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen.Dalam arti yang sangat luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam mendukung proses bisnis.

         Jadi berbahasa indonesia yang baik dan benar juga diperlukan di dalam manajeman sistem informasi,jika terjadi kesalahan dalam berkomunikasi antar manusia dan manusia yang memberikan informasi, maka informasi tidak akan diterima oleh manusia tersebut.   

Berbahasa Indonesia yang baik dan benar memiliki fungsi sebagai berikut :
1. pemersatu kebhinekaan rumpun dalam bahasa dengan mengatasi batas- batas kedaerahansehingga mampu membangkitkan kesetiaan orang terhadap bahasa Indonesia
2. penanda kepribadian yang menyatakan identitas bangsa dalam pergaulandengan bangsa lain
3. pembawa kewibawaan karena berpendidikandan yang terpelajar
4. Fungsi sebagai kerangka acuan tentang tepat tidaknya pemakaian bahasa sehingga memberi kesadaran adanya aturan baku dan layak dipatuhi.
5. untuk memperjelas bahasa dalam sistem informasi.


          Agar berbahasa Indonesia yang baik dan benar dapat digunakan dalam berkomunikasi di lingkungan masyarakat, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan antara lain sebagai berikut :
1. Menjadikan lembaga pendidikan sebagai basis pembinaan bahasa
Dunia pendidikan yang syarat pembelajarannya dengan media bahasa, menjadikan bahasa sebagai alat komunikasi primer. Pembelajaran bahasa Indonesia yang baik dan benar dimulai dari lingkungan rumah dan di sekolah mulai dari taman kanak- kanak sampai perguruan tinggi. Jika penggunaan bahasa yang baik dan benar sudah diterapkan sejak kecil di lingkungan formal, maka orang- orang akan berbahasa yang baik dan benar dalam berkomunikasi.
2. Perlunya pemahaman terhadap bahasa Indonesia yang baik dan benar
Secara umum, perlu adanya kesesuaian antara bahasa yang dipakai dengan tempat berbahasa. Oleh karena itu, pemahaman dalam berbahasa sangat diperlukan agar orang mengetahui bagaimana berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
3. Menjunjung tinggi bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia merupakan bahasa pertama dan utama di Negara Republik Indonesia. Bahasa daerah bertugas sebagai penunjang bahasa nasional, sumber bahan pembantu pengembangan bahasa nasional.

Nama: Yudistira
NPM: 17111629
Pustaka :
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi