Jumat, 09 Maret 2012

Manusia & Kebudayaan ( Sesi 2 )

Ada dua pandangan yang dapat menjelaskan uunsur-unsur yang menjadi penyusun manusia.

Secara umum, manusia memiliki empat unsur, yaitu :

1. Jasad : badan manusia yang tampak dari luar, bisa diraba, difoto, dan menempati ruang dan waktu.

2. Hayat : mampu bergerak.

3. Ruh : mampu bekerja secara spiritual, dan memahami mana yang benar dan mana yang salah.

4. Nafsu : kesadaran akan tentang dirinya sendiri .

Sementara itu sebagai kepbriadian, manusia memiliki tiga unsur, yaitu :

1. ID : kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak. ID merupakan libido murni.

2. EGO : bagian satu struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari ID. Sebagai kepribadian eksekutif karena peranannya dalam menghubungkan energi ID dalam saluran sosial yang dapat dimengerti orang lain.

3. SUPER EGO : struktur kepribadian yang paling akhir. Biasanya muncul sekitar umur 5 tahun; ID dan EGO berkembang secara internal dalam diri individu; sementara SUPER EGO terbentuk dari lingkungan eksternal; SUPER EGO merupakan kesatuan standar-standar moral

Hakikat Manusia

1. Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh;

2. Makhluk ciptaan Tuhan yan sempurna, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya, misalnya :

1. Perasaan Intelektual.

2. Perasaan Estetis

3. Perasaan Etis

4. Perasaan Diri

5. Perasaan Sosial

6. Perasaan Religius

3. Makhluk biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi

4. Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.

Pengertian Kebudayaan

1. Menurut E.B. Taylor (1871)

Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan– kemampuan lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

2. Menurut Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi

kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.

3. Menurut Sutan Takdir Alisyahbana

Kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir.

4. Menurut Koentjaraningrat

Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.

5. Menurut A.L. Krober dan C. Kluckhon

kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas- luasnya.

6. Menurut C.A. Van Peursen

kebudayaan diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang, dan kehidupan setiap kelompok orang-orang berlainan dengan hewan-hewan, maka manusia tidak hidup begitu saja ditengah alam, melainkan selalu mengubah alam.

7. Krober dan Kluckhon

kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh simbol-simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia, termasuk di dalamnya perwujudan benda-benda materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi dan cita-cita atau paham, dan terutama keterikatan terhadap nilai-nilai.

Unsur-unsur Kebudayaan

1. Menurut Melville J. Herkovits

Unsur kebudayaan adalah terdiri dari 4 unsur yaitu : alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga dan kekuatan politik.

2. Menurut Bronislaw Malinowski

Unsur kebudayaan terdiri dari sistem norma, organisasi ekonomi, alat-alat atau lembaga ataupun petugas pendidikan dan organisasi kekuatan.

3. Menurut C. Kluckhon ada tujuh unsur kebudayaan universal yaitu :

1. Sistem religi

2. Sistem organisasi kemasyarakatan

3. Sistem pengetahuan

4. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi

5. Sistem teknologi dan peralatan

6. Bahasa

7. Kesenian

Wujud Kebudayaan

Menurut dimensi waktunya, wujud kebudayaan ada tiga, yaitu :

1. Kompleks gagasan, kompleks, dan pikiran manusia

2. Kompleks aktivitas

3. Wujud sebagai benda

Orientasi Nilai Budaya

Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki sistem nilai, menurut C. Kluckhon dalam karyanya variations in value orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :

1. Hakekat hidup manusia : hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstern. Ada yang berusaha untuk memadamkan hidup, ada pula dengan pola-pola kelakuan tertentu.

2. Hakekat karya manusia : setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda, untuk hidup, kedudukan/kehormatan, gerak hidup untuk menambah karya.

3. Hakekat waktu manusia : hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda, orientasi masa lampau atau untuk masa kini.

4. Hakekat alam manusia : ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam, ada juga yang harus harmonis dengan alam atau manusia menyerah kepada alam.

5. Hakekat hubungan manusia : mementingkan hubungan antar manusia baik vertikal maupun horizontal (orientasi pada tokoh-tokoh). Ada pula berpandangan individualistis.

Penyebab Perubahan Kebudayaan

1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri misalnya: perubahan jumlah dan komposisi penduduk.

2. Perubahan lingkungan dan fisik tempat mereka hidup atau tinggal.

Faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru

1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut;

2. Pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama;

3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru;

4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut;

5. Apabila unsur baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan

Kaitan Manusia dengan Kebudayaan

Dalani sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, clan setclah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak baliwa keduanya akhimya merupakan satu keSatuan. Contoh sederhana yang dapat k it a lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan-peraturan

kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya hams patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.
Dart sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1. Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia.
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
3. Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.

Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing atau tealinasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1991; hal : xv)
Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya hams menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.

Sumber : http://marintania.blogspot.com/2012/01/kaitan-manusia-dengan-kebudayaan.html

Yudistira

NPM:17111629

Tidak ada komentar:

Posting Komentar